Jumat, 26 November 2010

Consumer involvement in financial services : an empirical test of two measures.

JURNAL SOFTSKILL
ABDULLAH H ALDLAIGAN
Abstract
This study reports an empirical test of two involvement scales : zaichkowsky’s personal involvement inventory (PII) and kapferer and laurent’s consumer involvement profile(CIP). The purpose of this study is to identify whether these two scales. Eight financial services are investigated : the use of a cheque book, overdraft facility, the use of switch services , the use of a chas machine, saving account , investment services , mortgage services, and personal loan. The empirical findings show that the two scales indicate different level of involvement in the eight financial service. The PII measure indicates that mortgage, invesment and chas machine use are high involvement services. The use of saving account , personal loan, a chequebook, overdraft facilty, and switch services are found to be medium involvment services. The CIP shows that investment, mortgage, and savings accounts are rated as high involve-ment service. Personal loans, overdraft facilities, switch card, chash machane, and chequebook usage are in the middle rangge of involvement. Being a multidimen-sional scale, the CIP provides more data about involvement. More investigation is needed in order to understand the links between consumer involvement in financial service and customer behavice and customer behavior. The authours conclude with recommendations for further research into consumer invelvoment in financial services and its effect on bank customer behavior


Introduction
Despite a gwowing volume of research on consumers and financial services financial , our understanding of consumer behavior in this area remains partical. However, an understanding of the factors that affect both evaluation of diffrent financial services and the final purchase decision is of importance to both academics and practitioners. One factors which is the level of consumer involvement (Foxall and pallister,1998)


Literature review

Involvement : operationalisation in marketing
The literatur on involment shows that there are three major domains of involvement , which are considered by marketing researchers. These domains are:
• Advertising domain;
• Product classdomain; and
• Purchasing decision domain
(Zaichkowsky, 1986).
The involvement literature indicates that these three domains are related to each other in the sense of their personal relevance. Personal relevance is claimed to be a focal theme of involvement research, since involvement definitions lack consistency (Zaichkowsky , 1986; arora, 1982; Greenwald and leavitt, 1984).
The involvement constuct has many times been operationalised to measure one or more of the three domains. Slama and Tashchian (1985) developedd a measure of global involvement for the purchase situation. Based on sherif and cantril’s (1947) argument that people can develop many diffrent types of involvement (e.g.involvement with activities , objects , ideas, social issues , etc.), they argue that purchasing, as an people could become involved. Mittal (1988,1989)uses Zajonc’s (!980) thesis for developing a measure of involvement by applying an affective choise model. The consumers is viewed in the affective choise model as an information processing system. The idea of the low involvement consumer who does not process much information when product choise is unimportant or the purchase situation is uninvolving is incorporated into this model.
zaichkowsky
continued

Konsumen keterlibatan dalam jasa keuangan

Review Jurnal prilaku konsumen
ABDULLAH H ALDLAIGAN
Meskipun volume berkembang penelitian tentang konsumen dan jasa keuangan, pemahaman kita tentang perilaku konsumen di daerah ini masih parsial. Namun, pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi baik evaluasi jasa keuangan yang berbeda dan keputusan pembelian akhir yang penting bagi kedua akademisi dan praktisi. Salah satu faktor yang dianggap penting dari is the tingkatan tertentu keterlibatan konsumen (Foxall dan Pallister, 1998). Keterlibatan: operasionalisasi dalam Sastra pada keterlibatan menunjukkan bahwa ada tiga domain utama dari keterlibatan, yang dianggap oleh para peneliti pemasaran. Domain-domain tersebut adalah: domain iklan; produk domain kelas; dan domain keputusan pembelian.
Untuk mencapai tujuan studi ini, penulis mengeksplorasi sifat keterlibatan konsumen bidang jasa keuangan dengan pengujian empiris dua ukuran keterlibatan konsumen yaitu Keterlibatan konsumen profil (CIP) (Laurent dan Kapferer, 1985), dan Zaichkowsky's (1985) keterlibatan pribadi persediaan (PII). Beberapa penyesuaian dari dua skala dibuat untuk membuat mereka relevan dengan jasa keuangan konteks.
Tujuan
Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah kedua skala dapat digunakan untuk mengukur keterlibatan konsumen dalam jasa keuangan, dan dan harus diperlakukan secara terpisah. Untuk menganalisis kinerja kedua skala dalam kaitannya dengan penggunaan pelanggan darijasa keuangan.
Metodologi
Pemilihan jasa keuangan Kami memilih jasa keuangan untuk ini studi berikut review dari layanan disediakan oleh dua bank besar Inggris. Dari sastra dari kedua bank kami memilih enam populer jasa keuangan:
1. rekening saat ini ;
2. tabungan dan investasi;
3. pribadi pinjaman;
4. hipotek jasa;
5. jasa asuransi, dan
6. perjalanan jasa.
Kesimpulan
Temuan empiris menunjukkan bahwa dua skala menunjukkan tingkat keterlibatan yang berbeda dalam pelayanan delapan keuangan. Ukuran PII menunjukkan bahwa hipotek, investasi dan penggunaan layanan Chas Mesin keterlibatan tinggi. Penggunaan rekening tabungan, pinjaman pribadi, buku cek, Fasilitas cerukan, dan jasa beralih ditemukan untuk layanan keterlibatan media. CIP menunjukkan bahwa investasi, hipotek, dan tabungan dinilai sebagai layanan melibatkan-ment tinggi. pinjaman pribadi, fasilitas cerukan, kartu switch, machane chash, dan penggunaan buku cek berada di tengah Rangge keterlibatan. Menjadi skala multidimen-sional, CIP menyediakan data lebih lanjut tentang keterlibatan. penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara keterlibatan konsumen dalam jasa keuangan dan behavice pelanggan dan perilaku pelanggan.

Konsumen keterlibatan dalam jasa keuangan

Review Jurnal prilaku konsumen
ABDULLAH H ALDLAIGAN
Meskipun volume berkembang penelitian tentang konsumen dan jasa keuangan, pemahaman kita tentang perilaku konsumen di daerah ini masih parsial. Namun, pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi baik evaluasi jasa keuangan yang berbeda dan keputusan pembelian akhir yang penting bagi kedua akademisi dan praktisi. Salah satu faktor yang dianggap penting dari is the tingkatan tertentu keterlibatan konsumen (Foxall dan Pallister, 1998). Keterlibatan: operasionalisasi dalam Sastra pada keterlibatan menunjukkan bahwa ada tiga domain utama dari keterlibatan, yang dianggap oleh para peneliti pemasaran. Domain-domain tersebut adalah: domain iklan; produk domain kelas; dan domain keputusan pembelian.
Untuk mencapai tujuan studi ini, penulis mengeksplorasi sifat keterlibatan konsumen bidang jasa keuangan dengan pengujian empiris dua ukuran keterlibatan konsumen yaitu Keterlibatan konsumen profil (CIP) (Laurent dan Kapferer, 1985), dan Zaichkowsky's (1985) keterlibatan pribadi persediaan (PII). Beberapa penyesuaian dari dua skala dibuat untuk membuat mereka relevan dengan jasa keuangan konteks.
Tujuan
Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah kedua skala dapat digunakan untuk mengukur keterlibatan konsumen dalam jasa keuangan, dan dan harus diperlakukan secara terpisah. Untuk menganalisis kinerja kedua skala dalam kaitannya dengan penggunaan pelanggan darijasa keuangan.
Metodologi
Pemilihan jasa keuangan Kami memilih jasa keuangan untuk ini studi berikut review dari layanan disediakan oleh dua bank besar Inggris. Dari sastra dari kedua bank kami memilih enam populer jasa keuangan:
1. rekening saat ini ;
2. tabungan dan investasi;
3. pribadi pinjaman;
4. hipotek jasa;
5. jasa asuransi, dan
6. perjalanan jasa.
Kesimpulan
Temuan empiris menunjukkan bahwa dua skala menunjukkan tingkat keterlibatan yang berbeda dalam pelayanan delapan keuangan. Ukuran PII menunjukkan bahwa hipotek, investasi dan penggunaan layanan Chas Mesin keterlibatan tinggi. Penggunaan rekening tabungan, pinjaman pribadi, buku cek, Fasilitas cerukan, dan jasa beralih ditemukan untuk layanan keterlibatan media. CIP menunjukkan bahwa investasi, hipotek, dan tabungan dinilai sebagai layanan melibatkan-ment tinggi. pinjaman pribadi, fasilitas cerukan, kartu switch, machane chash, dan penggunaan buku cek berada di tengah Rangge keterlibatan. Menjadi skala multidimen-sional, CIP menyediakan data lebih lanjut tentang keterlibatan. penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara keterlibatan konsumen dalam jasa keuangan dan behavice pelanggan dan perilaku pelanggan.

Sabtu, 20 November 2010

ANALISIS PENENTUAN TINGKAT PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DALAM UPAYA MAKSIMALISASI LABA PADA PT. AIR GUNUNG SALAK”.

BAB II

3.1. Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah variable mengenai penentuan tingkat persediaan barang dagang dengan indikator: (1) kebutuhan barang, (2) Biaya Pemesanan, (3) Biaya penyimpanan barang (4) Biaya kekurangan persediaan. Sedangkan upaya maksimalisasi laba dengan indicator: (1) Penjualan, (2) Harga Pokok penjualan, (3) Gross Profit Margin.
Penulis melakukan penelitian pada PT. Air Gunung Salak yang bergerak dalam perdagangan dan jasa air minum dalam kemasan. Permasalahan yang terjadi pada PT. Air Gunung Salak adalah kondisi dimana tingkat laba yang dicapai/dihasilkan oleh perusahaan belum maksimal.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yang dilakukan dengan memperoleh gambaran mengenai keadaan dan kondisi yang sebenarnya terjadi pada tingkat persediaan barang dagangan PT. Air Gunung Salak
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah studi kasus yaitu metode penelitian yang meneliti lebih dalam lagi fakta – fakta dari data yang ada guna memberikan gambaran yang mendetail mengenai masalah yang diteliti yaitu tingkat penjualan dan tingkat laba PT. Air Gunung Salak.

Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang penulis gunakan adalah statistik kuantitatif, yaitu suatu teknik penelitian yang digunakan terhadap penelitian dalam bentuk angka dan bisa diukur serta dihitung yang menunjukan peristiwa atau keadaan yang terjadi di PT. Air Gunung Salak
Unit Analisis
Unit analisis merupakan tingkat agresi data yang dianalisis dalam penelitian. Unit yang diteliti adalah respon group yakni bagian penyimpanan persediaan barang dagang/gudang (warehouse) pada PT. Air Gunung Salak.
3.2.2. Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam metode EOQ yaitu terdiri dari kebutuhan barang, harga, biaya pemesanan, dan penyimpanan.
3.2.3. Prosedur Pengumpulan Data
1. Riset Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan cara penjualan langsung pada PT. Air Gunung Salak untuk memperoleh data mengenai persediaan dan keterangan-keterangan lain yang terkait dalam masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
A. Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan cara berdialog secara langsung dengan pihak yang terkait, yang berhubungan dengan persediaan.
b. Observasi
Pengumpulan data dan keterangan yang dilakukan penulis dengan cara pengamatan langsung ke PT. Air Gunung Salak
2. Study Kepustakaan (Library Study)
Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan beberapa literature yang ada relevansinya dengan tingkat persediaan barang dagangan terhadap maksimalisasi laba.
3.2.4. Metode Analisis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model Persediaan Pesanan Ekonomis (The Economic Order Quantity, EOQ).
Ada 3 cara dalam metode EOQ, yaitu cara formula, Tabular Approach, Grafic Approach. Dalam hal ini penulis menggunakan cara formula.
Teknik Formula merupakan pendekatan matematika, Dalam cara ini digunakan beberapa notasi sebagai berikut:
D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)
S = biaya pemesanan atau biaya setup (rupiah/pesanan)
H = biaya penyimpanan (% terhadap nilai barang)
C = harga barang (rupiah/unit)
H = h*C = biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun)
Q = jumlah pemesanan (kali/tahun)
T = jarak waktu antar pesanan (tahun, hari)
TC = biaya total persediaan (rupiah/tahun)
Biaya pemesanan per tahun
= frekuensi pesanan x biaya pesanan


Biaya penyimpanan per tahun
= persediaan rata-rata x biaya penyimpanan

EOQ terjadi bila biaya pemesanan = biaya penyimpanan



Maka Q* =
Q* adalah EOQ, yaitu jumlah pemesanan yang memberikan biaya total persediaan terendah, EOQ juga bisa diperoleh dari fungsi biaya total (TC), yaitu dengan membuat turunan pertama fungsi biaya total terhadap Q sama dengan nol, sebagai berikut:
Biaya total pertahun = biaya pemesanan + biaya penyimpanan


Maka Q* =
Q* pada persamaan terakhir merupakan titik biaya terendah atau EOQ, yang sama dengan Q* pada persamaan sebelumnya.
Asumsi yang ketat menyulitkan penerapannya, terutama dalam hal adanya lead time yang tidak konstan dan Safety Stock, dengan demikian diperlukan modifikasi EOQ dilakukan. Sehingga menjadi model Reorder Point. Dengan rumus:

Dimana:
R = Reorder Point, atau titik pemesanan ulang
= Rata – rata kebutuhan selama Lead time, Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga sampai diperusahaan.
B = Buffer Stock atau Safety Stock, yaitu persediaan pengaman.
Untuk Continous Review System:
B = ZsL
Untuk Periodic Review System:
B = ZsP+L

Dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) cara formula, perusahaan dapat menentukan tingkat persediaan dalam kuantitas dan waktu yang tepat. Sehingga akan meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Dengan demikian maka tujuan perusahaan dalam upaya pencapaian maksimalisasi laba akan tercapai.










ANALISIS PENENTUAN TINGKAT PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DALAM UPAYA MAKSIMALISASI LABA PADA PT. AIR GUNUNG SALAK”.

Tema : maksimalisasi laba
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondisi perekonomian Indonesia yang sampai saat ini masih belum kondusif berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat Indonesia yang disebabkan karena menurunnya nilai mata uang dan melambungnya harga bahan kebutuhan pokok yang menjadi prioritas bagi masyarakat. Hal ini sangat dirasakan oleh orang-orang yang bekerja di bagian produksi, dimana perencanaan jumlah produksi bergantung kepada perkiraan penjualan produk perusahaan yang harus terlebih dahulu ditentukan oleh orang-orang yang bekerja di bagian pemasaran dengan melakukan peramalan (forecasting). Dan cara menanggulangi permasalahan ini adalah harus adanya kerja keras dan kerjasama yang baik antara unsur internal dalam perusahaan yaitu antara bagian pemasaran dan bagian produksi dimana hasil ramalan penjualannya yang dibuat bagian pemasaran sangat berguna untuk bagian produksi untuk menentukan jumlah produk yang akan diproduksi.
Bila perkiraan penjualan telah didapat maka langkah selanjutnya adalah tinggal bagian produksi yang menterjemahkan perkiraan penjualan tersebut untuk pelaksanaan proses produksi terutama dalam menentukan tingkat persediaan barang dagangan. Dan dalam menghadapi permintaan yang berubah-ubah maka bagian produksi harus mempersiapkan suatu perencanaan yang baik dan matang agar dapat menyesuaikan diri menghadapi fluktuasi permintaan. Dan tentu saja hal tersebut memerlukan sistem pengendalian persediaan. Mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang besar (yang tertanam dalam persediaan), meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun, jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan persediaan (stock out) karena seringkali bahan/barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan tertundanya penjualan, bahkan kehilangan pelanggan.
Sebagaimana keputusan manajemen operasi lainnya, kebijaksanaan yang paling efektif ialah dengan mencapai keseimbangan diantara berbagai kepentingan dalam perusahaan. Pengendalian persediaan harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani kebutuhan bahan/barang dengan tepat dan dengan biaya yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik Untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENENTUAN TINGKAT PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DALAM UPAYA MAKSIMALISASI LABA PADA PT. AIR GUNUNG SALAK”.

1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah
1.2.1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah mengenai penentuan tingkat persediaan barang dagangan dalam upaya maksimalisasi laba pada PT. Air Gunung Salak. Dimana pada saat ini tingkat persediaan barang dagangan belum mencapai hasil yang optimal. Untuk itu penulis ingin melakukan analisis mengenai penentuan tingkat persediaan barang dagangan dalam upaya maksimalisasi laba guna menentukan tingkat persediaan barang dagangan yang tepat dan efisien untuk dapat diterapkan pada PT. Air Gunung Salak.

1.2.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penentuan tingkat persediaan pada PT. Air Gunung Salak?
2. Bagaimana upaya pencapaian maksimalisasi laba pada PT. Air Gunung Salak?
3. Bagaimana Analisis Penentuan Tingkat Persediaan Barang Dagang Dalam Upaya Maksimalisasi Laba Pada PT. Air Gunung Salak?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Adapun maksud penelitian adalah untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar pembahasan mengenai analisis penentuan tingkat persediaan barang dagangan dalam upaya maksimalisasi laba pada PT. Air Gunung Salak.

1.3.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang hendak dikaji maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penentuan tingkat persediaan pada PT. Air Gunung Salak.
2. Untuk mengetahui upaya pencapaian maksimalisasi laba pada PT. Air Gunung Salak.
3. Untuk mengetahui hasil Analisis Penentuan Tingkat Persediaan Barang Dagang Dalam Upaya Maksimalisasi Laba Pada PT. Air Gunung Salak.

1.4. Kerangka Penelitian
Persaingan dimasa sekarang menuntut perusahaan harus melakukan pengelolaan secara efektif dan efisien agar perusahaan dapat bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan pesaing yang menawarkan produk yang sejenis. Salah satu cara untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam suatu perusahaan yaitu dengan melakukan pengendalian persediaan barang yang baik.
Dalam menentukan tingkat persediaan barang dagang dipengaruhi oleh kebutuhan barang, disamping itu tingkat persediaan barang dipengaruhi pula oleh biaya – biaya pengadaan persediaan. Diantaranya yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan.untuk itu perlu adanya sistem pengendalian persediaan.Pengendalian persediaan barang yang baik sangat penting dalam suatu perusahaan hal ini dikarenakan persediaan barang sangat berpengaruh terhadap tingkat laba.
Dalam melakukan pengendalian persediaan yang baik, tentu saja diperlukan suatu metode yang dapat membantu perusahaan didalam menentukan pengadaan persediaan dalam waktu dan jumlah yang tepat. Salah satu metode yang mudah digunakan adalah Metode EOQ (The Economic Order Quantity).